Jumat, 01 Oktober 2021

AUTOBIOGRAFI_Dhifah Amaliyah

 Autobiografi Dhifah Amaliyah

    Namaku Dhifah Amaliyah, lahir di Lamongan, Jawa Timur, tepatnya pada tanggal 09 Maret 2003. Kini berusia 17 tahun. Seorang anak dari buruh tani yang mempunyai cita-cita setinggi langit. Mengenyam bangku Pendidikan MI dan MTs di desa saya sendiri, yaitu MI Miftahul Huda dan MTs. Al-Ihsan, kemudian melanjutkan Pendidikan di SMA Dr. Musta’in Romly. Lulus tahun 2021 dan berhasil meraih prediket wisudawan terbaik kategori jurusan IPS. Kemudian meneruskan perjalanan di Universitas Negeri Semarang. Adapun pencapian saya selama SMA adalah, Juara III Cerdas Cermat Pramuka Jawa Timur, Juara II Pidato Bahasa Inggris Se-Karasidenan, Juara III Film Pendek Jawa Timur dan Juara Harapan II Esai Nasional di UISI.

    Gagal sepuluh kali masuk perguruan tinggi sebelum pada akhirnya diterima di Unnes. Bangkit berulang kali bersama doa dan harapan orang tua agar bisa masuk universitas negeri. Sehingga menemukan diri saya sebagai sosok yang bergairah dalam menjalani hidup, semangat dan senantiasa tak kenal putus asa atau pantang menyerah. Namun, juga mendapati diri saya, masih terdapat secuil ketakutan dan keraguan untuk menapaki kehidupan yang menantang ini, takut gagal, ragu untuk berani berbeda.

    Ingin memaknai dan memanfaatkan kehidupan tidak hanya dihabiskan untuk makan, minum, tidur, jalan-jalan. Lebih dari itu, dalam sisa hidupku, ingin menjadi sosok yang bisa bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Mengabdikan diri pada Tuhan dan manusia. Karena memang inilah sebuah kewajiban sebagai manusia. Dan memikirkan kehidupan setelah kematian, sehingga membuat saya benar-benar ingin menjadi manusia yang bermanfaat dengan cara menjadi atau melalui profesi sebagai GURU atau DOSEN di luar negeri, sembari memperjuangkan dan menyebarluaskan agama Islam ke penjuru dunia. Hal-hal yang membuat saya yakin bisa mencapai mimpi tersebut, saya adalah mahasiswi program Pendidikan, tepatnya Pendidikan Akuntansi. Kedua, potensi pendukung atau support dari lingkungan untuk menjadi seorang guru atau dosen, sehingga ini modal kekuatan untuk lebih bersemangat dalam menggapai mimpi tersebut. Kemudian, faktor dalam diri saya sendiri, motivasi-motivasi, semangat, pantang menyerah merupakan potensi yang utama menjadi guru, dimana faktor ini sangat dibutuhkan terkait pengajaran kepada masyarakat. Terus mengasah dan mengupgrade skill dan kemampuan saya, melalui organisasi-organisasi yang ada di kampus, yang sesuai dengan minat dan bakat saya, yang dirasa sejalan dengan karakter diri saya. Selain itu, memanfaatkan waktu luang dengan mengajar Al-Qur’an kepada anak-anak di musholla termasuk salah satu langkah untuk bisa memaksimalkan potensi diri sendiri. Aktif dalam bidang akademik maupun non akademik.

    Hal-hal yang membuat saya Bahagia, dimulai dari hal terkecil, ketika saya mulai merasa bahwa saya mampu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan maupun permasalahan-permasalahan yang berat, yang mungkin orang-orang bahkan menyerah ketika di posisi saya, hal terebut adalah kebahagiaan dan sebuah kesyukuran. Selain itu, Bahagia adalah ketika saya bisa ibadah dengan khusyuk dan rajin, bisa berbuat baik. Juga ketika saya bisa membahagiakan keluarga maupun orang lain, bisa berbagi sesuatu kepada orang lain adalah sebuah kebahagiaan tersendiri.

    Menjumpai Dhifah Amaliyah sebagai sosok yang berani berbeda, antusias, pemberani, tidak takut gagal. Menanamkan di jiwa sebuah motivasi “IMPIAN WAJIB DIBELA MATI-MATIAN, MESKI HIDUP DIGELUNG NESTAPA TAK BERKESUDAHAN”-Difa 2019.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar